Semaglutide merupakan obat yang dikembangkan untuk pengobatan diabetes tipe 2, telah menarik perhatian dalam beberapa tahun terakhir karena efeknya juga bermanfaat dalam menurunkan berat badan dan, baru-baru ini, dalam membantu mengendalikan makan berlebihan. Tapi bagaimana sebenarnya zat ini bekerja di otak dan tubuh untuk membantu orang yang berjuang dengan perilaku makan kompulsif dan gangguan makan lainnya?
Bionize Pharma Indonesia akan mengeksplorasi cara kerja semaglutide suntik, efeknya terhadap nafsu makan, serta manfaat psikologisnya bagi mereka yang kehilangan kendali saat berhadapan dengan makanan.
Apa Itu Semaglutide?
Semaglutida adalah analog GLP-1 (glucagon-like peptide-1), hormon yang secara alami diproduksi tubuh di usus sebagai respons terhadap asupan makanan. Hormon ini berfungsi mengatur kadar gula darah, merangsang pelepasan insulin, mengurangi sekresi glukagon, dan yang paling penting, mengirim sinyal ke otak bahwa tubuh sudah kenyang.
Tersedia dalam bentuk suntik (seperti Ozempic dan Semanize), semaglutide diberikan seminggu sekali dan terbukti efektif tidak hanya dalam mengendalikan diabetes tipe 2, tapi juga dalam menurunkan berat badan secara signifikan, serta menjadi alternatif yang efektif dalam mengontrol makan berlebihan.
Bagaimana Semaglutide Membantu Mengendalikan Makan Berlebihan
Makan berlebihan ditandai dengan konsumsi makanan dalam jumlah besar dalam waktu singkat, disertai dengan perasaan kehilangan kendali. Perilaku ini umum terjadi pada gangguan seperti Binge Eating Disorder (BED), bulimia nervosa, dan pada orang yang berjuang dengan “emotional eating” (makan karena emosi).
Semaglutide bekerja secara efektif dalam tiga aspek utama:
1. Mengurangi Rasa Lapar Fisik
Dengan mengaktifkan reseptor GLP-1 di otak, terutama di hipotalamus (pusat pengendalian rasa lapar), semaglutide meningkatkan rasa kenyang dan memperlambat pengosongan lambung. Ini membuat seseorang merasa kenyang lebih lama, sehingga secara alami mengurangi keinginan untuk makan berlebihan—langkah penting dalam mengatasi makan kompulsif.
2. Menurunkan Nafsu Makan Secara Psikologis
Selain mempengaruhi rasa lapar fisik, studi menunjukkan bahwa semaglutide mengubah respon otak terhadap rangsangan makanan, mengurangi daya tarik makanan tinggi kalori seperti makanan manis dan junk food. Dengan kata lain, makanan yang sebelumnya terasa “tak tertahankan” kehilangan sebagian dari daya tarik emosional dan sensoriknya, memudahkan seseorang untuk menahan diri dalam situasi stres, cemas, atau pemicu emosional lainnya.
3. Meningkatkan Kontrol Diri
Semaglutide juga dapat meningkatkan kontrol diri terhadap makanan dengan memengaruhi area otak yang berkaitan dengan sistem reward dan impulsivitas, seperti korteks prefrontal dan sistem dopamin. Ini mungkin menjelaskan mengapa banyak pengguna melaporkan penurunan signifikan dalam episode makan berlebihan setelah memulai pengobatan.
Manfaat Psikologis Penggunaan Semaglutide
Selain efek fisiologisnya, semaglutide juga membawa manfaat penting bagi kesehatan mental dan perilaku makan. Di antaranya:
- Meningkatkan Hubungan dengan Makanan
Dengan mengendalikan makan berlebihan, pasien mulai membangun kembali hubungan yang lebih sehat dengan makanan. Makanan tidak lagi menjadi musuh atau pelampiasan emosi, melainkan kembali ke peran alaminya dalam kehidupan sehari-hari—faktor penting dalam mengendalikan makan berlebihan dalam jangka panjang. - Mengurangi Kecemasan dan Rasa Bersalah
Banyak pasien yang menderita makan kompulsif sering merasa bersalah, malu, dan memiliki harga diri rendah. Dengan berkurangnya episode makan tak terkendali, terjadi perubahan emosional yang nyata, dengan lebih sedikit kecemasan terkait makanan dan pengurangan perilaku destruktif. - Meningkatkan Motivasi dan Kepatuhan terhadap Gaya Hidup Sehat
Ketika pasien melihat hasil nyata dalam penurunan berat badan dan kontrol nafsu makan, motivasi untuk melanjutkan pengobatan meningkat. Banyak yang melaporkan bahwa semaglutide “membuka jalan” untuk mengadopsi kebiasaan sehat lainnya, seperti olahraga rutin dan pola makan seimbang.
Semaglutide dan Gangguan Makan: Apa Kata Ilmu Pengetahuan?
Studi klinis terbaru telah meneliti penggunaan semaglutide pada pasien dengan gangguan makan, khususnya BED. Hasilnya menjanjikan, dengan penurunan jumlah episode makan berlebihan per minggu dan peningkatan kualitas hidup secara signifikan.
Mengendalikan makan berlebihan dalam konteks ini tidak hanya membantu menurunkan berat badan, tetapi juga berkontribusi pada peningkatan kesejahteraan mental dan fungsi harian.
Namun, penting untuk dicatat bahwa semaglutide tidak menggantikan dukungan psikologis atau psikiatris, terutama pada kasus yang lebih berat. Pengobatan ideal selalu bersifat multidisipliner, melibatkan ahli gizi, psikolog, dan dokter.
Efek Samping dan Kehati-hatian dalam Penggunaan
Seperti obat lainnya, semaglutide bisa menimbulkan efek samping. Efek samping yang paling umum adalah mual, sembelit, diare, dan dalam kasus yang jarang, pankreatitis. Karena itu, penggunaannya harus selalu di bawah pengawasan tenaga medis.
Obat ini juga tidak dianjurkan untuk semua orang, misalnya wanita hamil, menyusui, atau individu dengan riwayat kanker meduler tiroid.
Semaglutide muncul sebagai alat inovatif dan efektif dalam pengobatan obesitas, diabetes, dan kini semakin banyak digunakan untuk mengatasi makan berlebihan. Dengan bekerja pada tubuh dan otak, obat ini memungkinkan kontrol makan yang lebih sadar, mengurangi penderitaan psikologis, dan membuka jalan baru bagi mereka yang selama bertahun-tahun berjuang melawan ketidakmampuan mengendalikan makanan.
Pengendalian makan berlebihan dengan bantuan semaglutide mewakili revolusi nyata dalam cara kita menangani kesehatan fisik dan mental namun penggunaannya harus bersifat individual, sadar, dan dibarengi dengan perubahan gaya hidup, selalu dengan dukungan profesional yang kompeten.